ketika kata-kata mangkat sebagai huruf
keterpaksaan itu juga larut
seperti abu dilepaskan ke laut
ia hilang dipeluk ombak dan arus.
namun resahnya bersisa
di dalam dada yang rahsia
ia menggelombang begitu kencang
segenap kegelapan alam
bagaikan sedang berada di dadanya.
ia tewas oleh guncangan
huruf-huruf telah mangkat
pada lidahnya berbaris
tak lebih dari kekosongan.
maka ia menggeledah ombak dan arus
lalu huruf itu muncul
dan keterpaksaan itu ia peluk.
sungai di pipinya
bersatu bersama laut
dan kegelapan di dadanya
ia kembalikan sebagai kata-kata.
No comments:
Post a Comment