aku tak ingin depresi.
begitu panjang lembar surat doktor,
telah dicetak tentang depresi
dan kesunyian, dan kedukaan.
di tengah-tengahnya.
ada solitud berdiri.
malu-malu, merenung kaki sendiri.
aku tak ingin depresi.
namun ketika aku berfikir begitu jauh, tentang kita
aku merasakan dadaku adalah stasiun
untuk kesunyian, dan kedukaan.
solitud sekalipun,
tak punya jalan lagi untuk
dan kesunyian, dan kedukaan ini
bergerak terus meninggalkan ku.
sementara 'kita',
telah lama menjadi jalan mati.
dan kesunyian, dan kedukaan,
singgah begitu lama di dadaku.
No comments:
Post a Comment