9;51i

Kadang-kadang, saya perhatikan pertandingan tilawah al-quran yang diadakan setiap tahun di tanah bertuah Malaysia ini, bagaikan sebuah pesta mencari tok dalang. Saya tak pernah tonton pun apa-apa persembahan yang melibatkan tok dalang, hanya cerita-cerita dan desas-desus yang saya baca/dengar dari macam-macam pihak fasal apa itu tok dalang. Dan anehnya, bila menonton pertandingan tilawah, yang saya fikirkan adalah tok dalang, lalu timbul dalam kepala, membayangkan pertandingan ini adalah sebuah pesta mencari calon tok dalang baru. 

Sebab apa yang dibaca oleh peserta pertandingan sebenarnya sebuah kisah, ada naratif, ada mula akhirnya (walaupun tak terikat dengan hukum mula-klimaks-akhir), ada unsur kecantikan bahasa (tak reti nak leterkan apa tentang aspek yang ini) dan dan dan. Aspek-aspek yang saya rasa wajib dimiliki oleh seorang tok dalang yang berkaliber.

Dan resmi semua pertandingan (yang saya lebih suka topengkan ia sebagai sebuah pesta sebab kalau nak tandingkan ayat-ayat yang katanya dari tuhan macam sebuah aktiviti banal) ada calon tok dalang yang bagus, ada yang tidak. Ada yang menarik, ada yang mundan. Dan akhirnya seorang dari setiap jantina akan diangkat menjadi tok dalang baru. 

Satu-satunya yang mengganggu saya adalah lepas dah jadi juara, maka apa fungsi mereka selepas itu? Maybe kalau yang menang dari Malaysia, ada kemungkinan besar mereka akan berfungsi sebagai DJ Ikim.fm menyebarkan lagu-lagu dakwah kepada orang yang sudi.

Ah, okaylah tu, kan?